Teori Ekonomi 1
Nama : Dewi Lestari
NPM : 21211959
KELAS : SMAK-05
KELOMPOK 6
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Inferior Good (Barang Inferior)?
Inferior Goods (Barang Inferior) adalah barang yang sangat rendah mutunya dan digunakan oleh golongan miskin atau yang pendapatannya sangat rendah. Semakin kayanya seseorang, semakin sedikit barang inferior yang dibeli dan dikonsumsinya. barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat Salah satu contoh barang inferior adalah sandal jepit. Ketika tingkat pendapatan masyarakat rendah, tingkat permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat masyarakat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan turun karena masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal lain yang lebih berkualitas meskipun dengan harga yang lebih mahal.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Subtitutes Good (Barang Pengganti)
Substitutes Good (Barang Pengganti) adalah barang yang dapat menggantikan atau digantikan barang lain apabila barang penggantinya sukar diperoleh atau harganya meningkat. Suatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila dia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut. Kopi dan the adalah barang yang dapat saling menggantikan fungsinya. Seorang yang suka minum teh selalu dapat menerima minuman kopi apabila the tidak ada. Sebaliknya, seorang peminum kopi tidak akan menolak meminum teh apabila kopi tidak ada. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan. Dengan demikian apabila harga kopi turun maka permintaan terhadap the akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga kopi naik maka permintaan terhadap teh akan meningkat.
6. Jelaskan faktor faktor ceteris paribus terhadap kurva penawaran
· Price of Relevant Resources (Harga barang yang terkait)
Barang-barang ada yang saling bersaing (barang-barang pengganti) satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang-barang seperti itu dapat menimbulkan pengaruh yang penting kepada penawaran suatu barang. Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjualan akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti.
· Technology (Teknologi)
Kemajuan teknologi telah dapat mengurangi ongkos produksi, mempertinggi produktivitas, mempertinggi mutu barang dan menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang, kemajuan teknologi menimbulkan dua akibat, yaitu: (i) produksi dapat ditambah dengan lebih cepat, dan (ii) ongkos produksi semakin murah, dan dengan demikian keuntungan menjadi bertambah tinggi. Sehingga barang yang ditawarkan lebih banyak.
Kemajuan teknologi telah dapat mengurangi ongkos produksi, mempertinggi produktivitas, mempertinggi mutu barang dan menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang, kemajuan teknologi menimbulkan dua akibat, yaitu: (i) produksi dapat ditambah dengan lebih cepat, dan (ii) ongkos produksi semakin murah, dan dengan demikian keuntungan menjadi bertambah tinggi. Sehingga barang yang ditawarkan lebih banyak.
· Number of Sellers (Banyaknya penjual)
Ketika semakin banyak penjual yang memproduksi barang tersebut dengan mutu yang hampir sama, maka semakin banyak pula barang yang dapat dihasilkan dan di tawarkan kepada konsumen dengan harga yang sama.
Ketika semakin banyak penjual yang memproduksi barang tersebut dengan mutu yang hampir sama, maka semakin banyak pula barang yang dapat dihasilkan dan di tawarkan kepada konsumen dengan harga yang sama.
· Expectation of Future Price (Ekspektasi Harga Dimasa Depan)
Karena memiliki ekspektasi harga dimasa datang, saat ini produsen membuat banyak persediaan barang, untuk meminimalkan kemungkinan perubahan harga dimasa depan, dan meminimalkan ongkos produksi dimasa depan, sehingga ongkos produksi dimasa depan dapat ditekan dan barang yang ditawarkan pun banyak.
Karena memiliki ekspektasi harga dimasa datang, saat ini produsen membuat banyak persediaan barang, untuk meminimalkan kemungkinan perubahan harga dimasa depan, dan meminimalkan ongkos produksi dimasa depan, sehingga ongkos produksi dimasa depan dapat ditekan dan barang yang ditawarkan pun banyak.
· Taxes (Pajak)
Semakin besarnya pajak yang ditetapkan pemerintah memberatkan produsen, karena meningkatkan ongkos produksi, sehingga produk yang dapat dihasilkan sedikit dan produk yang ditawarkan pun berkurang.
Semakin besarnya pajak yang ditetapkan pemerintah memberatkan produsen, karena meningkatkan ongkos produksi, sehingga produk yang dapat dihasilkan sedikit dan produk yang ditawarkan pun berkurang.
· Subsidies (Subsidi)
Ketika pemerintah memberikan subsidi kepada bahan-bahan produksi, ini dapat mempermurah ongkos produksi, sehingga produsen dapat memperbanyak produksi dan baramng byang ditawarkan pun akan bertambah.
Ketika pemerintah memberikan subsidi kepada bahan-bahan produksi, ini dapat mempermurah ongkos produksi, sehingga produsen dapat memperbanyak produksi dan baramng byang ditawarkan pun akan bertambah.
8. Apakah pengaruh Taxes dan Subsidies terhadap Inflasi dan Kebijakan Ekonomi?
Terhadap Inflasi
Taxes (Pajak)
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan
pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi
produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi
untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen membeli produk
dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih murah.
Subsidies (Subsidi)
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan
harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan
pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang kebutuhan pokok.
Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru berkembang untuk
menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk impor.
Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk
melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.
Terhadap kebijakan ekonomi
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku
sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai
suatu cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik, dengan instrumen utamanya
perpajakan. Dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, kebijakan moneter
dan kebijakan luar negeri belum berjalan seperti yang diharapkan. Dengan
demikian, peranan kebijakan fiskal dalam bidang perekonomian menjadi semakin
penting.
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk
mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada saat kondisi yang lebih
baik. Caranya yaitu mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pajak (T) dan pengeluaran pemerintah
(G). Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif.
Kebijakan yang bersifat ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang
menghadapi masalah pengangguran yang tinggi. Tindakan yang dilakukan
pemerintah adalah dengan memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnya
menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau mengurangi tingkat pajak. Adapun
kebijakan fiskal kontraktif adalah bentuk kebijakan fiskal yang dilakukan pada
saat perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh atau menghadapi inflasi.
Tindakan yang dilakukan adalah mengurangi pengeluaran pemerintah atau
memperbesar tingkat pajak.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia
sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian
pada kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang
beredar (JUB) dan tingkat suku bunga.
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Surplus Produsen?
Surplus Produsen
Surplus Produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena
mereka beroperasi pada pasar komoditas. Keuntungan tersebut diperoleh
mereka karena harga yang terbentuk di pasar melebihi harga yang mereka
tawarkan pada tingkat penjualan tertentu.
Penjelasan tentang surplus produsen dapat ditinjau dari sudut pandang yang
sama dengan surplus konsumen, yaitu pada kondisi dimana jumlah yang
ditawarkan masih sedikit mereka bersedia menawarkan sejumlah barang dengan
harga yang lebih rendah daripada harga keseimbangan pasar. Kondisi tersebut
akan berakhir ketika keseimbangan muncul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar